KELOMPOK SOSIAL DALAM MASYARAKAT MULTIKULTURAL
Sepanjang hidupnya
manusia selalu hidup secara berkelompok. Sejak lahir, manusia sudah hidup dalam
kelompok keluarga. Seiring perjalan waktu dan usia, semakin banyak pula manusia
ikut terlibat dalam kedalam kelompok sosial.
A. Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multikultural
Manusia tidak pernah hidup sendiri, ia
selalu membutuhkan orang lain. Hal tersebut mendorong manusia untuk membentuk
kelompok-kelompok masyarakat yang disebut kelompok sosial atau social group.
Jadi, kelompok sosial adalah individu-individu yang berkumpul dan melakukan
interaksi yang menyebabkan diantara mereka hadir rasa kebersamaan dan saling
memiliki.
Selain istilah kelompok sosial, ilmu
sosiologi juga mengenal istilah kerumunan. Secara sederhana kerumunan dapat
diartikan sebagai indivudu-individu yang berada di waktu dan tempat yang sama. Diantara
mereka tidak terjadi hubungan-hubungan yang pasti. Ahli sosiologi Steward,
menyatakan bahwa dalam kerumunan tersebut sama sekali tidak terjadi interaksi
antarindividunya. Contok keruunan yang terjadi, misalnya kerumunan orang di
stastiun yang ingin membeli tiket mudik ke kampung halamananya atau kumpulan
orang yang sedang mengantre minyak dipangkalan minyak.
Perbedaan kelompok sosial dan
kerumunan :
Kelompok Sosial
|
Keruunan
|
·
Bersifat tetap
·
Memiliki tujuan bersama
·
Interaksi yang terjadi jelas dan
terfokus
·
Mengarah pada pembentukan masyarakat
|
·
Bersifat sementara
·
Tidak memiliki tujuan bersama
·
Interaksi tidak terfokus
·
Tidak mengarah pada arah pembentukan
masyarakat
|
Terdapat lebih dari satu kelompok
sosial dalam masyarakat. Di dalam kelompok sosial tersebut ada bermacam-macam
suku bangsa, ras, agama, dan budaya sehingga terbentuklah masyarakat
multikultural. Istilah masyarakat multikultural dapatkita bagi dalam tiga kata,
yakni masyarakat, multi, dan kultur. Masyarakat menurut Koentjaraningrat
didefinisikan sebagai kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut sistem
adat istiadat tertentu yang yang bersifat kontinu dan terikat oleh rasa identitas
bersama. Sementara multi berarti plural, banyak, atau beragam, sedangkan kultur
berarti budaya. Dengan demikian, masyarakat multikultural adalah kesatuan
manusia yang memiliki beragam budaya. Olehkarena itu, dalam masyarakat ini
terdapat beragam kelompok sosial dengan sitem norma dan kebudayaan yang
berbeda-beda.
Masyarakat multikultural merupakan bentuk dari
masyarakatmodern yang anggotanya terdiri dari berbagai golongan, suku, etnis
(suku bangsa), ras, agama, dan budaya. Mereka hidup dalam satu wilayah dan
berhubungan dengan masyarakat lainnya baik ecara langsung maupun tidak
langsung. Berikut adalah pandangan para ahli sosiologi mengenai masyarakat
multikultural.
J.S.
furnivall
Masyarakat multikultural terbentuk
oleh dua atau lebih komunitas (kelompok). Mereka ini secara budaya dan ekonomi
terpisah satu sama lain. Atruktur kelembagaan yang terdapat di dalam
kelompok-kelompok tersebut pun berbeda satu dengan lainnya.
Nasikun
Masyarakat multikultural adalah
masyarakatyang menganut banyak sistem nilai. Hal ini trejadi mengingat kelompok
sosial-kelompok sosial yang ada di dalamnya pun masing-masing memiliki sistem
nilai tersendiri. Tidak ada satu sistem nilaipun yang dominan sehingga Masyarakat
multikultural bertahan hidup dengan menaati dan berkompromi dengan banyak sitem
nilai.
Pierre L.
Van de Berghe
Masyarakat multikultural memiliki
karakteristik sebagai berikut.
· Memiliki sub kebudayaan. Halini mengakibatkan kelompok satu
memiliki kebudayaan yang tidak sama dengan kelompok lainnya.
· Struktur sosial yang terbentuk rawan terjadi konflik.
· Integrasi sosial tumbuh di atas paksaan dan saling ketergantungan
di dalam bidang ekonomi.
Clifford Geertz
Masyarakat multikultural adalah
masyarakat yang memiliki ikatan-ikatan primordialisme. Ikatan ini kemudian
berkaitan erat denganlabel yang diberikan oleh individu/kelompok lainnya. Dengan
adanya pelabelan ini, setiap individu atau kelompok memiliki karakter yang
berbeda dengan individu atau kelompok lainnya.
Keanekaragaman dalam masyarakat
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Memiliki lebih dari satu sub kebudayaan
2. Membentuk sebuah struktur sosial
3. Membagi masyarakat menjadi dua pihak, yaitu pihak yang mendominasi
dan terdominasi
4. Rentan terhadap konflik sosial
Di dalam masyarakat multikultural, perbedaan kelompok sosial,
kebudayaan, dan uku bangsa dijunjung tinggi. Namun, hal ini tidak berarti ada
kesenjangan atau perbedaan hak dan kewajiban di antara kelompok sosial, merka
tidak mengenal perbedaan hak dan kewajiban antara kelompok minoritas maupun
mayoritas baik secara hukum maupun sosial.
Kelompok sosial memiliki hubungan yang erat dengan masyarakat
multikultural. Hubungan ini adalah sebagai berikut.
1. Kelompok sosial sebagai unsur pembentuk kelompok sosial
Macam-macam kelompok sosial belum
tentu membentuk sebuah masyarakat multikultural. Namun demikian, masyarakat
multikultural tidak dapat terwujud tanpa adanya kelompok-kelompok sosial. Kelompok
sosial dinyatakan sebagai unsur pembentuk masyarakat multikultural.
2. Kelompok sosial sebagai dinamisator kelompok sosial
Adanya kelompok sosial merupakan
syarat terbentuknya masyarakat multikultural. Tata uruan terjadinya masyarakat
multikultural adalah sebagai berikut.
INDIVIDU
|
KELOMPOK
SOSIAL
|
|
MASYARAKAT
|
|
MASYARAKAT
MULTIKULTURAL
|
Dari diagram di atas dapat kita
simpulkanbahwa kelompok sosial merupak unsur pembentuk masyarakat
multikultural.
Kendati masyarakat multikultural
adalah masyarakat yang setara , sejajar, dan sederajat, masih ada kemungkinan
timbulnya konflik. Hal ini bisa terjadi mengingat perbedaan dalam masing-masing
kelompok didalamnya tetap hadir dan tidak dapat dihilangkan. Konflik ini tidak
akan menjadi masalah jika kelompok-kelompok sosial di dalamnya dapat menjaga
dan mengendalikan konflik itu supaya tidak bergeser menjadi kekerasaan yang
menimbulkan korban jiwa dan harta benda. Dalam hal ini kempok sosial berperan
sebagai dinamisator masyarakat multikultural.
3. Kelompok sosial sebagai pengikat kelompok sosial
Diperlukan hal yang dapat mengikat
individu-individu di dalamnya untuk dapat mempertahankan sebuah bentuk
masyarakat multikultural. Pengikatnya hanya bisa didapatkan dari loyalitas
anggota kelompok sosial dalam masyarakat mutikultural tersebut. Dalam hal ini
kelompok sosial berperan sebagai pengikat masyarakat multikultural.
B. Masyarakat Multikultural Di Indonesia
Masyarakat indonesia yang memiliki beraneka ragam budaya, bangsa, ras,
suku, agama dan adat istiadat maka hal ini mejadi modal terbentuknya masyarakat
multikultural.
1.
Faktor penyebab timbulnya masyarakat multikultural di
Indonesia
Timbulnya masyarakat multikultural di Indonesia dianalisa sebagai dampak
dari adanya
a.
Keanekaragaman Ras.
Ras didasarkan pada adanya kesamaan ciri-ciri fisik yang melekat pada seseorang
yang membedakan satu orang dengan orang lainnya.
Ada tiga ras yang dapat kita sebutkan yaitu :
1.
Ras Mongoloid
Memiliki ciri-ciri sebagai berikut ini
- Kulit berwarna kuning sawo matang
- Rambut lurus
- Bulu badan sedikit
- Mata sipit
Mis : Orang Jawa dan Cina
2.
Ras Kaukasoid
Memiliki ciri-ciri berikut ini
- Hidung mancung
- Kulid putih
- Rambut pirang sampai coklat
- Kelopak mata lurus
Mis : Keturunan Portugis di Aceh
3.
Rasa Negroid
Memiliki ciri-ciri sebagai berikut
- Rambut keriting
- Kulid hitam
- Bibir tebal ddan kelopak mata lurus
Mis : Orang Papua
b.
Keanekaragaman suku bangsa
Di indonesia banyak dijumpai beranekaragaman suku bangsa. Suku bahasa
ditandai dengan adanya persamaan daerah, bahasa, Dan adat istiadat yang sering
juga disebut sebagai Etnis yang menjadikan bentuk masyarakat multikultural. Mis
; Etnis Jawa, Sunda, Bali, Batak, Dayak dst
c.
Keanekaragaman golongan.
Golongan didasarkan pada persamaan tujuan atau kepentingan, sedangkan di
Indonesia terdiri dari beranekaragam golongan yang membentuk masyarakat
multikultural.
Mis : Golongan Pejabat, Golongan Pengusaha, Partai XYZ
d.
Keanekaragaman agama dan kepercayaan
Agama didasarkan pada apa yang disampaikan tuhan kepada manusia berupa
kitap suci yang dijadikan panduan hidup manusia dalam bermasyarakat, &
dalam hubungannya dengan tuhan. DiIndonesia dikenal agama yang diakui yaitu :
Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha.
Disamping itu juga berkembang kepercayaan yang didasarkan pada pemaknaan
hidup manusia terhadap alam semesta yang menghasilkan pemikiran-pemikiran
berupa filsafat, animisme, dinamisme.
2.
Karakteristik masyarakat multikultural di Indonesia
Konflik terjadi karena adanya perbedaan yang dapat kita lihat dari
masyarakat multikultural termasuk di Indonesia. Hal ini sering kita lihat
adanya konflik baik di daerah maupun di perkotaan. Masyarakat indonesia dapat
dikatan sebagai masyarakat mutikultural yang belum sempurna, hal ini dapat kita
lihat dari beberapa hal yaitu :
a. Masih terdapat dominasi satu kelompok atas kelompok lainnya
b. Struktur sosial yang ada lebih banyak menguntungkan pihak yang
mendominasi
c. Konflik sosial yang muncul masih sering berlanjut dengan kekerasan
Masalah yang muncul dalam masyarakat multikultural adalah sebagai berikut :
a.
Masalah Kultural
1.
Loyalitas yang berlebihan
Mementingkan diri sendiri/kelompok secara berkelebihan secara membabi buta,
akibatnya akan menghambat penyatuan dengan kelompok lain.
2.
Etnosentris
Pandangan yang menganggap rendah kebudayaan dari kelompok lain.
3.
Eksklusivisme
Sikap enggan berinteraksi dengan kelompok lain. Hal ini menjadikan sikap
tertutup
b.
Masalah Struktural
Biasanya hal ini menyangkut masalah kondisi politik dan ekonomi. Kondisi
politik yang tidak demokratis membuat masyarakat ekonomi lemah akan semakin
tersudut dan pemerintahnya memerintah secara otoriter. Sementara itu, struktur
pemerintahan kapitalistik cenderung melahirkan pengusaha yang menjalin hubungan
kolusi dengan pejabat.
Sementara dalam masyarakat yang demokratis dengan ekonomi yang sehat hal
ini bisa ditekan bahkan bisa menghasilkan Integrasi Nasional.
C. Keanekaragaman Kelompok Sosial
Kelompok sosial yang ada pada masyarakat multikultural bermacam-macam.
Berikut ini adalah macam-macam kelompok sosial di masyarakat menurut pandangan
para ahli sosiologi.
1.
Solidaritas Mekanik dan organik.
Diperkenalkan oleh EMILE DURKHEIM bahwa kelompok manusia terbagi atas dua
yaitu kelompok manusia didasarkan pada:
a.
Segi mekanik
Merupakan bentuk naluriah yang ditentukan oleh pengaruh ikatan geografi,
biogenetik dan keturunan lebih lanjut. Setiap kelompok dapat memenuhi kebutuhan
tanpa bantuan dari pihak lain. Setiap anggota diikat oleh kesadaran kolektif
sebagai satu kelompok dan kepercayaan yang bersifat memaksa.
b.
Segi Fungsional
Merupakan hasil kesadaran manusia atau keinginan yang rasional. Bentuk
solidaritas bersifat mengikat sehingga terbentuk ketergantungan. Pengikatan
berdasarkan kesepakatan yang terjalin.
2.
Gemeinschaft dan Gesellsschaft
Konsep ini diperkenalkan oleh ahli sosiologi dari Jerman FERDINAND TONNIES
yang berpendapat kelompok masyarakat terbagi menjadi :
a.
Gemeinschaft adalah bentuk kehidupan bersama yang
anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang bersifat alamiah dan kekal,
hal ini dapat terbentuk pada ikatan keturunan contohnya keluarga.
Cirinya :
- Intimate, artinya hubungannya menyeluruh dan mesra
- Private, artinya hubungannya bersifat pribadi
- Exlusive, artinya
hubungannya hanya untuk kita saja (In-Group) bukan untuk orang luar
(Out-group)
Jenis-jenis Gemeinschaft terbagi menjadi 3 yaitu :
- Blood yaitu mengacu pada ikatan kekerabatan ( garis
keturunan )
- Place yaitu merupakan ikatan berdasarkan kedekatan tempat
tinggal atau tempat bekerja.
- Mind yaitu mengacu pada hubungan persahabatan baik karena
keahlian, pekerjaan atau pandangan yang sama.
b.
Gesellsschaft adalah kelompok yang didasari oleh
ikatan lahiriah yang jangka waktunya terbatas, Dilandaskan oleh kepentingan :
contohnya ikatan para pedagang atau pekerja, buruh yang memiliki kepentingan
secara rasional.
Perbedaan yang dapat kita simpulkan antara Gemeinschaft dengan gesellschaft
Ø Gemeinschaft : Individu tetap menyatu walaupun ada perbedaan kelompok.
Ø Gesellschaft : Walaupun menyatu tetap saja sebagai individu yang terpisah.
3.
Kelompok Primer dan Sekunder
COOLEY DAN FARIS menyebutkan ada dua tipe kelompok dalam masyarakat, yaitu
kelompok;
a.
Primer
Ditandai dengan pergaulan dan kerjasama tatap muka yang intim, ruang lingkupnya adalah keluarga, teman maupun rukun warga.
Ditandai dengan pergaulan dan kerjasama tatap muka yang intim, ruang lingkupnya adalah keluarga, teman maupun rukun warga.
b.
Sekunder
Ditandai dengan pergaulan yang formal, tidak pribadi dan bercirikan kelembagaan, misalnya partai politik atau organisasi formal lainnya.
Ditandai dengan pergaulan yang formal, tidak pribadi dan bercirikan kelembagaan, misalnya partai politik atau organisasi formal lainnya.
4.
In-Group dan out-group
Diperkenalkan oleh WILLIAM GRAHAM SUMMER yang membagi kelompok masyarakat
menjadi dua yaitu:
a.
In Group
Kelompok dalam artinya hanya melibatkan dari dalam kelompoknya saja.
Biasanya memiliki ciri-ciri adanya persahabatan, kerjasama, keteraturan,
kedamaian, solidaritas yang tinggi
b.
Out group
Sikap yang dilakukan terhadap kelompok lain.
Ini digunakan untuk memberikan parameter sikap solidaritas kelompok kami dan kelompok mereka, sehingga memberikan dampak perlakuan yang berbeda.
Ini digunakan untuk memberikan parameter sikap solidaritas kelompok kami dan kelompok mereka, sehingga memberikan dampak perlakuan yang berbeda.
Dalam in-group, ciri yang tampak antara lain :
Ø Persahabata
Ø Kerjasama
Ø Keteraturan
Ø Kedamaian
Ø Solidaritas yang tinggi terhadap sesama anggota kelompok (ingroup felling)
Ø Menganggap kelompok sebagai pusat segala-galanya
Ø Melihat mereka yang berada diluar kelompok sebagai musuh
Komentar
Posting Komentar